Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Penganiayaan Pengerusakan dan Merampas KTA Wartawan, DPRD PADANG PARIAMAN SARANG PREMAN

Gambar
Tidak ada yang spesial penilaian dari banyak perspektif orang yang bermunculan ihwal anggota dewan perwakilan rakyat (DPRD) Kabupaten Padang Pariaman. Berjibun persoalan selalu saja hadir mewarnai track record sebuah lembaga legislatif di Kabupaten Padang Pariaman, tentu seiring dengan banyaknya kecaman-kecaman yang diterima oleh lembaga ini dari seantero masyarakat Padang Pariaman. Dan jelas hal ini sering menjadi topik pilihan pemberitaan disemua lini media lokal. Karena ulah mereka juga kemungkinan besar berbagai persepsi bermunculan menilai anggota dewan yang saat ini masih duduk dikursi legislatif didaerah ini dapat dikatakan tidak memiliki kemampuan maupun SDA sesuai dengan fungsinya sebagai penyambung lidah masyarakat.   Rekam jejak kinerja anggota dewan kabupaten ini dari setahun yang lalu hanya menghabiskan uang negara tanpa ada hasil maksimal diperoleh. Itu di interpretasikan oleh gabungan mahasiswa yang menamakan dirinya Imapar (Ikatan Mahasiswa Pariaman). Sinkron d

“Kemandulan” Komite dan Indikasi Kepsek Ciptakan Pembodohan Publik

Gambar
Paranoia seorang kepala sekolah yang ditelisik seantero geliat SMAN 4 Pariaman beberapa tahun belakang dibawah kepemimpinan Drs. Arrahmi terus menuai kecaman dan kontroversi, baik di internal pendidikan maupun dengan walimurid serta publik. Dari pantauan dilapangan menyebutkan, ada beberapa kebijakan kontroversi yang diterapkan oleh Rahmi semenjak menjadi kepala sekolah SMAN 4 Pariaman, bahkan kecaman dari berbagai unsur masyarakat yang sempat diekspos oleh beberapa media massa , baik harian maupun mingguan lokal. Diantaranya ; beberapa bulan Rahmi menjadi kepala sekolah, walimurid dihebohkan dengan “pungli” yang mewajibkan siswa untuk membayarkan “uang computer”, padahal Pemko Pariaman selalu menyerukan bebas pungutan wajib belajar 12 tahun untuk warganya. Serta ada beberapa permasalahan yang tidak bisa dijabarkan mengingat kendala psikologis mantan siswi SMAN 4 yang bermasalah tersebut, yang jelas akan berdampak negatif bagi perkembangan sekolah akibat imej yang mampu