Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

OKNUM TENGKULAK ULP PD. PARIAMAN MENGGILA. LEWAT ROBERT, DEFRI JEKI DAN TEGUH WIDODO JUAL PAKET TENDER RP. 50 JUTA

Gambar
DIKUTIP DARI :  KORAN MINGGUAN INVESTIGASI EDISI 372/TH VIII/ 21 - 27 SEPTEMBER 2015   Kiri : Teguh Widodo (Ka.Bag Ekbang Kab. Padang Pariaman). Kanan : Defri Jeki (Panitia ULP Kab. Padang Pariaman) PD. PARIAMAN, INVESTIGASI_ Lagi-lagi bola panas Unit Pelayanan Pengadaan Lelang (ULP) Kabupaten Padang Pariaman yang dikenal tak berurung jera ini kembali terjadi, seakan trik oknum mafia ULP tersebut tidak perah merasa bosan-bosannya mendulang untung dari uang haram hasil transaksi terselubung sebagai makelar atau tengkulak jual-beli proyek ULP dalam tempo 5 tahun belakang. Persisnya, terhitung sejak Defri Jeki yang punya gesture bak “ jala litak” ini di letakan oleh bupati terpilih masa itu Ali Mukhni sebagai salah satu aparatur di lingkungan Sekretariat Daerah Padang Pariaman, Bagian Ekonomi Pembangunan (Ekbang). Namun diketahui sebelumnya, napak tilas Defri Jeki selaku aparatur sipil negara di daerah sebelum Ali Mukhni menjabat bupati, status kepegawaian Defri Jeki

TANGGAPAN WAKTU DIANTARA KAPILAH POLITIK. ALI MUKHNI BUPATI MENJIWAI

Gambar
Awang-gemawang rakyat sebelum pilkada usai telah membaur dalam sukacita. Kabupaten Padang Pariaman dalam 5 tahun mendatang bakal “berlayar bernahkoda, berjalan dengan yang tua, berkata dengan yang pandai” dengan pemimpin bijaksana yang punya sejibun pengalaman. Lagipula , akal tak sekali datang runding tak sekali tiba. Karena segala sesuatu itu tidak selesai sekaligus melainkan berangsur-angsur atau bertahap.  Perfect! Sempurnalah pembangunan memajukan Kabupaten Padang Pariaman. "Pemilu Badunsanak" Padang Pariaman. Pasang Incumbent Ali Mukhni-Suhatri Bur vs Al Fikri-Yulius Danil Cobalah bayangkan, bagaimana mungkin jika kumbang jinak terbang beredar kalau bukan karena bunga yang kembang ditaman. Semua yang baik pasti akan dilirik!! Itulah kaidah relativitas dalam memanusiawikan manusia. Tapi dunia tentu punya kontradiksi atau semacam ironi. Ya.. Bolehjadi mungkin sebagian kita abai dengan “bakal lesung yang tak dapat dijadikan balok”, dan petuah-petuah lain yang sud

BUPATI DIBUAT KECELE, KADIS DIKIBULI. TENGKULAK PROYEK ULP PD.PARIAMAN DIDUGA KUAT PUNGUT 6% KE PEMENANG TENDER

Gambar
Teguh Widodo dan Defri Jeki diduga kuat bersekongkol mencurangi proses pemenang tender dengan pungut fee 5% + 1% dana evaluasi kepada pemenang BERITA KORAN MINGGUAN INVESTIGASI  Sepintas lalu, memang takkan ada yang mengira-ngira tatkala melihat gesture seorang Defri Jeki polos bersahaja. Mungkin terbetik sedikit ironi, pasalnya, dibalik topeng keluguan itu rupanya sudah menjadi bahan konsumsi publik dikalangan rekanan dan sebagian aparatur sipil seantero Piaman Laweh baik dikantor pemerintahan kabupaten maupun kota akan kesanteran tabiat Defri Jeki sebagai tengkulak proyek di ULP, tempat dirinya bernaung. Tak jarang sepak terjang Defri Jeki membuat rekanan terpaksa mengelus dada memafhumi realitas, berikut berdasarkan telusuran media ini sekaligus mengaktualisasi fakta dilapangan. Bermodalkan sebagai tangan kanan bupati, meskipun Defri Jeki hanyalah sebagai anggota atau panitia dalam tim di Pokja ULP, namun kurenah sejati dirinya merupakan seorang aktor besar “penguas

Si ‘uju’ Kabag Humas Kota Pariaman itu ternyata tukang ‘juru bayar’, "tau rasa dia"

Gambar
Gambar Ilustrasi OPINI Oleh : Ikhlas Darma Murya Terlalu sering merecoki wewenang awak media yang jelas jelas bukanlah pada koridor tupoksi posisi jabatan seorang Kabag Humas. Mungkin si ‘Uju’ sang ‘juru bayar’ (Kabag Humas) itu lupa dengan petuah-petuah fundamentalis para leluhur yang tertanam di Bumi adat Minangkabau. Esensi yang sejatinya selama ini membentuk refleksi ma’rifat tarekat dalam adat, atau lebih dikenal sebagai kultur budaya kearifan lokal sehubungan dengan kriteria masyarakatnya yang homogenik. Menurut halnya, kultur yang kaya akan teori alam itu ditopang oleh syariat Islam sebagai pondasi yang tidak diragukan lagi hakekatnya. Terlebih jika kita berpijak di tanah “rantau Piaman” yang selalu menjunjung tinggi nilai konvensional warisan para leluhur, namun sayang seribukali sayang, hal yang sebegitu nisbi dalam kacamata independen jurnalis bagai ditimbang jauh dalam muhasabah Kabag Humas Hendri Chaniago. ‘Uju’, dari perbendaharaan kata ditemukanlah sino

Dalil Prakerind Kepsek SMKN 3 Pariaman Rafuddin, PUNGLI! KASIPIDSUS : ‘TUNGGU’!

Gambar
  Drs. Rafuddin PARIAMAN-- Menanggapi ihwal maraknya modus aksi operandi korupsi tak dipungkiri memang tak akan pernah ada endingnya. Disini, ungkap Resmen, SH, Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Pariaman pada Jumat (30/5) ketika itu sore dalam ruangan informasi publik kepada wartawan, bernada miris seakan menjadi hal yang latah dilakukan seantero oknum pejabat publik khususnya ditanah tempat kantor Kasi Pidsus itu berpijak. Ia mengibaratkan, “ibaratkan saja sambil menutup mata pun, modus operandi korupsi masih dapat dicokok,” tuturnya sinis kepada awak media disela-sela wartawan meminta tanggapannya selaku aparat penegak hukum mengenai sinyalemen indikasi korupsi mengarah kepada kepala sekolah SMKN 3 Pariaman Rafuddin dalam hal me-manage pengelolaan dana BOS dan pungli terhadap siswa. Begitu lumrah kenistaan yang tampil dengan gamblangnya mengabaikan hal yang dianggap tabu oleh para pendahulu. Indikasi penyalahgunaan wewenang sang kepala sekolah Rafuddin yang diduga kuat menga

Misteri 8 Paket PL di Belanja Rutin DPRD Padang Pariaman. Ketua Diduga Kuat Terlibat

Gambar
Ketua DPRD Padang Pariaman, Faisal Arifin (Panukek Oyong) (Sumber : Facebook) PD. PARIAMAN-- Entitas serta gaya  hidup hedonis sedianya relatif kerap mengungkung pribadi sesesorang untuk tampil maksimal, laksana sifat abstrak manusia kebanyakan. Tak dipungkiri wujud tersebut adalah hakiki bersemanyam disetiap pribadi manusia yang tadinya adalah awam. Apalagi hal itu dibantengi oleh popularitas yang kian tumbuh dan berkembang membentuk elektabilitas seiring perkembangan jaman dan menanjaknya karier seseorang. Maka alhasil, sejauh ini pada dasarnya akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologis orang yang dimaksud. Tepatnya buruk sangka dicamkan dalam pepatah ‘bak kacang lupa kulitnya’ atau sosok yang ‘lupa daratan’. Lebih buruk lagi jika manusia tersebut memilih untuk mendefen atau bertahan dengan entitasnya itu tanpa ada upaya tindakan preventif (pencegahan). Lalu jangan kaget bila implikasi yang selama ini hadir akan terus berkutat hingga membelenggu rantai atau sistem tempat