Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

MENYOROT “CABULNYA” PROYEK DAK SD 24 SEI.GERINGGING : Diduga Hardizal Pukau Uang Proyek Buat Mesum ??

Gambar
Seperti data yang diterima oleh salah satu media mingguan di Sumatera Barat, informasi serupa juga didapatkan oleh pewarta ini. Ihwal kinerja dan moral Hardizal sebagai kepala sekolah SD 08 Sei.Geringging sebelum dimutasikan - belum lama ini dengan posisi yang sama di SD 24 Sei.Geringging Kab. Padang Pariaman. SD 24 Sei.Geringging masuk dalam nominasi - kategori sekolah yang mendapatkan bantuan proyek swakelola yang berasal dari dana DAK tahun anggaran 2012, dan sebagai kepala sekolah, pun sesuai dalam aturannya. Hardizal ditunjuk sebagai kuasa pengguna anggaran atau sebagai pelaksana. Namun, yang terlihat disini realisasi proyek swakelola SD 24 Sei.Geringging terkesan amburadul dan asal jadi.  Berbagai dugaan pun muncul ketika melihat kondisi gedung sekolah tersebut, menurut Pantauan dari media mingguan itu mengabarkan - sangat sinkron sekali dengan informasi yang didapat pewarta disini.  Adanya indikasi kecurangan Hardizal sebagai pelaksana dalam mengelola proye

GENCATAN SENJATA DITUBUH DEMOKRAT : Anas Siapkan Amunisi, SBY Alamat Bergerilya

Gambar
Dok. Detiknews.com Bukanlah sebuah rahasia umum lagi kekecewaan Anas dengan penetapannya sebagai tersangka yang disematkan oleh KPK, seanteronya KPK yang masih dibawah SBY tampak sekali melekat intervensi seorang atasan terhadap kinerja KPK yang harusnya mengedepankan swasembada sikap integritas. Serangan Anas terhadap Majelis Tinggi Partai Demokrat tersirat riil, ucapan Anas terkesan menuding SBY telah menzolimi dirinya, jelas sekali kekecewaan Anas itu muncul mengingat desakan SBY agar KPK segera menetapkan status Anas sekiranya dengan penetapan status Anas tersebut merupakan sebuah siasat praktis SBY agar dapat memulihkan elaktabilitas morat-marit partai yang tengah diujung tanduk. Hal ini merupakan introduksi pertarungan Mahabrata Anas dan SBY, apalagi Anas pernah menyematkan komentar pada status di   BlackBerry Massanger -nya bahwa keadaan saat ini merupakan fenomena politik para sengkuni. Rangkaian dari rentetan peristiwa sebelum penetapannya sebagai tersan

Mempertanyakan Kontribusi Urang Rantau di Piaman: Urang Rantau Jangan Terlalu Berambisi !!

Gambar
Piaman Kota Tabuik “Bak sakawan itiak pulang patang”   – Bagaikan sekawanan itik pulang di petang hari, perumpamaan itu cocok dengan situasi politik saat ini di Kota Tabuik (sebutan Kota Pariaman) yang akan menggelar pemilihan kepala daerah periode 2013-2018. Merupakan sebuah kewajiban yang sudah mendarah daging setiap orang minang.   “Karantau madang di hulu, babuah babungo balun, marantau bujang dahulu, dirumah paguno balun, satinggi tabang bangau, baliak juo kakubangan, sanang bana iduik dirantau, takana juo kampuang halaman”.   Namun. Filsafat tersebut jangan sampai dipolitisir sebelum menjalankan haknya sebagai perantau atas istilah “Anak dipangku kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan” . Sudahkah anda memenuhi hal tersebut sebelum menggadang-gadangkan diri untuk mencalon sebagai pemimpin didaerah ini ?? Malah ironinya seantero ini,   “Bak sakawan itiak pulang patang”   ambisi oknum perantau menyalahgunakan bentuk organisasi perantau sebagai

Polemik SMKN 1 Enam Lingkung. Sangkalan Nursida Kasim dan Kegadang-gadangan Agus Ali: Tak Ada Pungli di SMKN 1 Enam Lingkung ?

Gambar
Agus Ali Agus Ali, seorang guru atau tepatnya sebagai wakil kepala bagian humas SMKN 1 Enam Lingkung. Terlihat ego dari tindakan bangkang serta arogan yang dipamerkan Agus Ali kepada sejumlah awak media yang menyambangi SMKN 1 Enam Lingkung, Rabu (20/2). Sikap Agus Ali ini dianggap tidak mencerminkan citra seorang pengajar. Sembari memperlihatkan secarik kertas yang berisi 10 pokok Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Agus Ali merasa kian congkak atas sikapnya yang mengkonfrontir beberapa awak media yang ingin meminta klarifikasi kepala sekolah. Agus Ali yang mengaku-ngaku sebagai eks wartawan ini tampak seperti mengintervensi kinerja awak media yang bertugas sewaktu melakukan klarifikasi kebenaran informasi ihwal pungutan "liar" yang diterima oleh media-media lokal dari beberapa walimurid dan juga tokoh masyarakat kepada kepala sekolah Dra. Nursida Kasim. .  Padahal sebelumnya,Sabtu (16/2), wartawan yang kembali menyambangi sekolah tersebut untuk kedua kalinya ketika itu

Menunggu Waktu Kiamat Qubro Partai Demokrat, Anas Sebagai “Dajjal”

Gambar
Illustasi (http://m-wali.com) Cukup menarik untuk dibahas, fenomena ditempat saya melihat animo dari masyarakat berbagai profesi bahkan tukang ojek sekalipun, berbondong-bondong menonton acara televisi yang memperlihatkan wajah Anas, dan melihat tanggapan dari teman-teman Kompasiana yang mengikuti perkembangan terbaru dari prahara yang menimpa PD atas skandal Hambalang Anas. Tadi saya sempat membaca beberapa tulisan di Kompasiana, serta menjelajahi perkembangan berita tersebut dibeberapa media online dan juga tivi. Dalam jumpa persnya tadi sama-sama telah kita lihat pidato pernyataan Anas dengan tutur bahasanya yang penuh makna seolah-olah tersirat adanya intervensi atas status dirinya sebagai tersangka KPK. Sebelumnya diketahui, SBY   meminta KPK agar segera menuntaskan kasus yang melibatkan kadernya tanpa terkecuali, agar Partai Demokrat bisa bebas dari belenggu yang menyandera Anas. Seperti yang dikatakannya ketika SBY sedang berada di Jeddah belum lama

Dampak Pembangunan Gerbang Batas Kota : Puluhan Korban Berjatuhan, Pemkot Pariaman "Tutup Mata"

Gambar
Hampir setiap hari ada saja korban yang berjatuhan disini, dan rata-rata mereka mengalami luka berat dan ringan, sampai-sampai diantara kami warga yang tinggal disini juga pernah mengalami kecelakaan, tutur beberapa warga yang berkediaman di sekitar gerbang batas kota. Dari tahap pembangunan gerbang batas kota hingga saat ini sudah banyak pengguna jalan maupun warga sekitar mengalami kecelakaan akibat buruknya akses jalan digerbang batas kota, tak urung kebanyakan dari pengendara melakukan aksi forbiden jalan dari arah Lb. Basung menuju Kota Pariaman saat memasuki area gerbang batas kota. Buktinya, menurut warga setempat, sepekan yang lalu dua hari berturut-turut terjadi kecelakaan, diantaranya Rabu malam, (12/2/2013) pukul 24.00 wib dan Kamis malam, (13/2/2013) sekitar jam 21.00 wib “seorang pengendara motor mengalami luka dibagian kepala semalam, Kamis sekira jam 9 malam, keadaannya kritis sewaktu terjatuh dan langsung dilarikan ke rumah sakit, korban termasuk

Kasus Rasyid Amrullah Rajasa: Substansi Hukum RI Berideologi Kapitalis ?

Gambar
Rasyid Amrullah Rajasa (lensaindonesia.com) Bicara soal timbang berimbang hukum di Indonesia relatif sekali untuk menjamin sebuah rasa keadilan bagi rakyat kecil di republik ini, akibatnya kemerdekaan rakyat Indonesia seperti dikebiri oleh aparat yang pro pemerintah dan penguasa. Terlihatnya tendensi kinerja dari sebagian besar oknum aparat penegak hukum “lihat jidad” sarat dengan intrik apabila seorang oknum pejabat Tinggi /penguasa yang punya kekuasaan dan mempunyai wewenang tersandung sebuah pelanggaran hukum. Banyak opini masyarakat yang menilai supremasi hukum RI sudah terkontaminasi azas Negara Kapitalis. Pandainya oknum pejabat tinggi yang berkuasa berkolaborasi melalui oknum aparat penegak hukum guna melancarkan sebuah konspirasi dengan cara me-manipulasi konstitusi apabila salah satu keluarga pejabat/penguasa yang berkuasa maupun si penguasa sendiri terlibat pelanggaran hukum. Sehingga sangatlah lumrah terdengar kontravensi antara rakyat dengan aparat penegak

Pilgub Jabar: Potensi Karisma “Perang Bintang” di Dunia Politik dan Animo Penonton Dalam Elektabilitas Pilkada

Gambar
Tidak seperti Pemilihan Gubernur didaerah lainnya, “Perang Bintang” Pemilihan Gubernur Jawa Barat kali ini tampaknya dihiasi dengan tokoh-tokoh popular didunia pertelevisian nasional. Seperti sebutanya, Kota Kembang, Kota ini dipenuhi dengan sejumlah selebritis yang mendominasi dunia televisi Indonesia. Tak urung jika pada pemilihan kepala daerah kali ini cenderung berasal dari kalangan selebritis, ditambah lagi dunia politik membutuhkan ketenaran serta promosi. Mungkin hal ini menjadi salah satu poin bagi selebriti tersebut untuk berkecimpung ‘banting kemudi’ keranah politik. Lantas bagaimana dengan elektabilitasnya didunia politik, apakah mampu menarik perhatian public seperti saat selebriti tersebut memainkan sebuah perannya di layar kaca ?? Dedi Mizwar, jika dilihat dari potensinya sebagai tokoh senior dalam perfilman nasional pantas mendapatkan apresiasi yang lebih dari pada dua tokoh lainnya Dede Yusuf dan Rieke Diah Pitaloka alias “Oneng”, karena selain seb

Monas Terlalu Gagah untuk Dijadikan “Sejarah” Anas

Gambar

Takhta “Demokrasi Oportunis” di-Indonesia Salah Siapa ?

Gambar
Illustrasi : kapanlagi.com Dewasa ini suhu politik di Indonesia tampak memanas, otoritas demokrasi seolah ‘laku’ terjual oleh oportunisme partai yang didominasi oknum poli tikus bukan politikus, seiring dengan dekatnya ajang pesta rakyat yang akan segera berlangsung. Kita dapat melihat mainstream kaum oportunis melalui politik penuh dengan ambisi yang semakin menunjukan entitasnya untuk merebut kekuasaan mutlak. Maka sebagai partai dan kader yang menganut paham oportunis, bersaing memenangkan pemilu tentu saja membutuhkan loyalitas agar menarik simpatisan masyarakat dengan membanderol suara dengan harga yang relatif.  Politik pun dimainkan berirama. Alasannya sangat sederhana, kaum oportunis memanfaatkan asas demokrasi dimana kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat sebagai kunci memenangkan pemilu. Maka saat-saat kampanye yang merupakan ajang pesta rakyat mencoba melakukan upaya-upaya layaknya sebuah pesta, royal demi loyalitas agar bisa berbaur dengan ma

Carut Marut Sistem Birokrasi di Pemkab Padang Pariaman, Bupati Masa Bodoh?

Gambar
Dok. Yet Kahar   Semenjak pemekaran daerah kabupaten berlangsung hampir memasuki usia 11 tahun, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan di Kota Pariaman dengan euforia yang dirasakan warga kota atas perkembangan diberbagai bidang yang sebagian sudah terealisasi dengan mulus, baik hal pemerintahan, pembangunan maupun pelayanan terhadap masyarakat. Lantas bagaimana dengan nasib Sang Induk (Kabupaten Padang Pariaman), apakah Sang Induk justru mengalami kemunduran? Hal tersebut terlihat sampai saat ini berbagai permasalahan terus merundung Kabupaten Padang Pariaman atas kebijakan Pemkab yang dinilai tidak rasional dan konkret jika dibandingkan dengan realitas masyarakat Kabupaten. Buktinya, protes keras terhadap kinerja Pemkab dan Dewan Kabupaten pun dengan lantang disuarakan oleh Mahasiswa yang menamakan dirinya IMAPAR (Ikatan Mahasiswa Pariaman) dengan melakukan sejumlah orasi besar-besaran didepan Kantor Bupati dan DPRD yang sepertinya aksi t

Lusuhnya Cinta Lurutnya Bunga di Hari Valentineku

Gambar
Terkadang aku tersenyum dalam lamunan, dan tertunduk lesu seakan dunia menertawakan aku. Namun, sempat aku berfikir untuk merenung melewati alam bawah sadarku agar selalu mencoba untuk tetap terjaga sepanjang hari-hari ku. Begitu cepatnya waktu itu berlalu, nostalgia SMA masa itu, meski pun lurutnya “Sang Bunga” yang ku impikan sudah lusuh ditelan waktu tak jua kunjung ku renggut. Dulu, dia lah “Bungaku” semasa itu yang sanggup membuatku ‘luka’ namun jua bisa mengobati lara. Berbagai krontavensi yang selalu datang silih berganti tidak membuatku gentar untuk berusaha memilikinya, bahkan tidak pernah sepintas lalu-pun dia (Bungaku) terlewat dari perhatianku. Satu hal yang benar-benar ku idamkan, yang terkadang kubertanya dan berharap : kapan waktu itu akan terulang kembali.?? Adalah memasuki penghunjung tahun waktu itu aku baru menginjak kelas 1 SMA. Dia yang pertama kali ku lihat saat itu setelah beberapa minggu kami sudah menggunakan seragam putih abu-abu,

Regenerasi Bangsa yang terkontaminasi

Gambar
Illustrasi foto : wienblog-growingtree.blogspot.com Suram. Dunia pendidikan di Indonesia yang dihuni oleh sebagian anak-anak negeri sebagai cikal-bakal penerus bangsa yang diharapkan mampu memperjuangkan kejayaan negeri ini sepertinya dirundung segelumit permasalahan tiada henti yang akan berdampak “cacat moral” bagi penerusnya. Dampak tersebut cukup terlihat signifikan dari hasil statistiknya untuk memusnahkan regenerasi bangsa ini. Salah satu faktor utama yang menyebabkan hancurnya masa depan bangsa ini adalah sikap otoriter pendahulu regenerasi bangsa saat ini yang merong-rong, menjadikan dunia akademik sebagai ajang mencari keuntungan dan gratifikasi. Wajar saja Mahkamah Konstitusi menolak masa transisi bagi sekolah RSBI/SBI yang diberlakukan oleh Kementrian Pendidikan yang dianggap bertentangan dengan Pasal 50 Ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dijadikan payung hukum bagi proyek RSBI/SBI yang sep