REKANAN SEBUT “ANAK AYAH” MAFIA PROYEK. Kasi Intel : Kita Tunggu Saat Dia Lengah



DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PARIAMAN
PARIAMAN_Dewasa ini Kota Pariaman memang tengah berjibaku membenahi diri dalam menata massa depan kota hasil dari otonomi daerah itu. Usaha intensif pemerintah kota dalam mengembangkan sayapnya disektor pariwisata laju menggenjot roda perekonomian warga, juga sekaligus mampu menunjang pendapatan asli daerah (PAD) Kota Pariaman.
Benar-benar sebuah visi kota yang berefisiensi dan tergolong sukses. Utilitas dari panorama pesisir pantai seperti Gandoriah dan pulau Angso Duo, berhasil rampung dan disulap rapi hingga ikut meramaikan kancah pariwisata regional dan nasional. Kegesitan itu bergerak maju dengan dinamisnya, alhasil dari hari ke hari kota ini semakin memperlihatkan geliat dan wujud pertumbuhan ekonominya. Dibalik itu, usaha pemkot dalam membenahi diri juga diiringi dengan pencapaian regulasi yang maksimal, antaranya memadai bidang pembangunan sarana dan prasarana dalam kota. Sasarannya nyata, selalu fokus terhadap objek destinasi kota yang akan memasuki babak baru di usia kota ke-13 pada Juli mendatang, agar memiliki nilai plus dari keelokan pesona wisata baharinya.
Hiasan euforia pemerintah kota mengembangkan potensi daerah memang disambut hangat masyarakat. Namun diluar suksesi pemkot memajukan visinya itu, tidak menutup kemungkinan sedikit-banyaknya megandung unsur kekecewaan. Terutama sebagian besar pelaku jasa konstruksi yang merasa dizalimi oleh kurenah beberapa oknum. Sebab, implikasinya berakibat trik busuk dari segelintir oknum yang dicap sebagai mafia proyek, apalagi disela-sela pemerintah daerah tengah getol menyampaikan hajat untuk tumbuh mengenal ‘jati diri’ sebagai kota tujuan wisata dan dikenal masyarakat global.
“Terang saja sebabnya sudah banyak indikator yang mengarah kesana (mafia proyek), lebih-lebih sekarang Pemkot Pariaman tengah gencar mengeksplorasi pembangunan daerahnya guna menunjang keelokan tatanan kota menyukseskan visi sebagai Kota Wisata Religi,” sebut salah satu rekanan mengatakan. Bahkan ditegaskan ihwal itu sudah tidak lagi menjadi rahasia umum. Menurutnya, awalnya bau itu berembus dari kurenah segelintir oknum itu sendiri yang mencoba merisik celah untuk mencari keuntungan pribadi, kelompok atau golongannya, dengan memanfaatkan situasi.
Kegamangan para pelaku jasa konstruksi ini sangat beralasan. Alasannya, dari hakikat realitas yang ada sekarang di Kejaksaan Negeri (Kejari) Pariaman tengah bergelut menelisik indikasi 6 objek perkara di Kota Pariaman. Namun baru tiga diantaranya fokus digeluti tim pidsus kejaksaan selain diperkirakan memiliki cukup data, juga karena alasan lain proyek tersebut mempunyai nilai cukup gendut hingga mencapai puluhan miliar rupiah dan diyakini kuat dugaan mengendus modus operandi korupsi diantaranya bisa melanggar UU Nomor 31 Tahun 1999 junto UU Nomor 20 Tahun 2001, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi atau bisa jadi dugaan mengangkangi Undang-Undang Jasa Konstrusi, serta Peraturan Pemerintah tentang Pengadaan Barang dan Jasa. Indikasinya cukup jelas dari salah satu proyek miliaran yang ditenderkan diduga telah merugian keuangan negara. Bahkan dugaan tersebut sudah menunjukkan progressnya.
Hal itu disampaikan Kasi Intel Kejari Pariaman, Hadi Hariadi, S.Kom, SH, kepada wartawan Investigasi, Selasa (3/2/15) diruangannya. “Perkembangan kasus di Kota Pariaman punya objek perkara lebih dari dua. Bisa jadi lima atau enam perkara.” Cetus Ari menjawab pertanyaan saat wartawan menyela keterangan yang diberikannya, ia mengatakan bisa lebih dari dua objek perkara yang sedang ditangani oleh tim (pidsus) kejaksaan.
Ari (nama karib jaksa ini) cukup lama diwawancarai oleh wartawan Investigasi, dibalut dengan suasana penuh keakraban. Dimulai pada salah satu sesi poin wawancara, masih mengenai salah satu objek perkara yang sedang dicerca tim kejaksaan. Ari sependapat tanpa menampik rumor yang beredar, rumor yang santer digaungkan oleh banyak kalangan, terutama dikalangan pelaku jasa konstruksi yang berkecimpung didaerah kota dan kabupaten Piaman. Yakni : mengenal kurenah segelintir oknum, tertuju pada seorang pejabat struktural lingkungan Dinas Pekerjaan Umum.
Lebih rinci Ihwal kapasitas yang dimiliki seorang oknum yang bergelar “Anak Ayah”, terlepas dari asal-muasal sebutan ”Anak Ayah”. Rumor yang berkembang selama ini adalah perihal kepicikan watak sang Anak Ayah. Pasalnya, indikasi alur permainan yang disungguhkan Anak Ayah dinilai kurang apik oleh kalangan kontraktor sehingga pola permainan si Anak Ayah sangat mudah ditebak rekanan yang notebene mafhum dengan teknis lapangan. Lebih jauh mengenali oknum ini, dari santernya informasi yang diterima wartawan secara intens, selain diduga kuat mendominasi sejumlah paket proyek yang berada di tempat dia bercokol, SKPD Pekerjaan Umum Kota Pariaman.
Ia juga dikabarkan mendapat kepercayaan atas tirani lantas berlakon bak aktor dibalik layar. Hmm.. Wajar saja, sinkron dengan ‘potret’  cerita palanta yang membeberkan kelihaian sang Anak Ayah dalam mengkondisikan dan memainkan paket proyek miliaran melalui proses tender di ULP. Tak heran rasanya bila rumor yang terngiang ditelinga disambut sinis oleh banyak elemen. Seperti, sebut sajalah mengenai aspek jabatan yang disandang oknum ini, misalnya yang dijelaskan. Secara yuridis jabatan Anak Ayah diketahui hanyalah sebagai PPTK atau mengisi kursi salah satu Kasi bidang di PU Kota Pariaman. Namun secara de facto rumor itu mengklaim, Anak Ayah merupakan Kepala Dinas ‘bayangan’ yang membayangi jabatan struktural Kepala Dinas PU sesungguhnya.
Puas mendengar kencangnya rumor yang diasumsikan miring oleh banyak kalangan tersebut diatas, Ari yang masih bersama awak media diruangannya saat itu dengan geram tidak membantah, dan meminta agar masyarakat bersabar menunggu massanya untuk mencokok oknum ini.  “Iya, saya juga sudah mendengar yang demikian tentang oknum ini, tapi kita dikejaksaan tidak bisa bekerja (tindak) dari asumsi orang saja. Meski ada halangan kami yang tidak begitu paham teknis. Dan mereka sebagai orang teknis (oknum) lebih mengerti, sebab itu adalah bidangnya, mereka tau celah. Mereka bisa beralasan dan beralibi macam-macam. Ada massanya dia lengah, dari situlah kita akan bergerak,” komentar Ari hanyut menanggapi rumor yang beredar yang semakin menunjukan kesahihannya. Singkat untuk diketahui, adapun inisial nama NS seorang pegawai struktural DPU Kota Pariaman adalah oknum yang digadang-gadangkan sebagai Anak Ayah. Apa lacur dalam penilaian benar atau tidaknya cerita tentang “Anak Ayah” yang tak lagi menjadi rahasia umum ini? So what.. Wallahu A’lam. Tapi saat ini semenjak adanya perombakan besar-besaran pemkot untuk menata kota menjadi tujuan wisata, Rabu (4/2/15). Rekanan yang merasa dirugikan akibat peran oknum yang bersangkutan mentransformasikan formasi ‘lingkaran setan’ yang dimainkan dalam mengatur tender-tender besar dan paket PL (Penunjukan Langsung) di ULP Kota Pariaman dapat berlega hati kedepannya, pasalnya oknum yang dicurigai sebagai Anak Ayah tersebut resmi dinyatakan pindah tugas kantor ke Dinas Pariwisata Kota Pariaman.




HTML Hit Counter




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Proyek Bangkai SPAM Pendamping IKK Hongaria PT. Citra Karya Indo Raya di Pessel dan Pariaman

PROYEK ABAL-ABAL WINRIP PP-STATIKA CONSORTIUM, TAK SESUAI

“Proyek Siluman” PT Nasiotama Karya Bersama Dinilai Hanya Habiskan Uang Negara