Si ‘uju’ Kabag Humas Kota Pariaman itu ternyata tukang ‘juru bayar’, "tau rasa dia"

Gambar Ilustrasi
OPINI Oleh : Ikhlas Darma Murya

Terlalu sering merecoki wewenang awak media yang jelas jelas bukanlah pada koridor tupoksi posisi jabatan seorang Kabag Humas. Mungkin si ‘Uju’ sang ‘juru bayar’ (Kabag Humas) itu lupa dengan petuah-petuah fundamentalis para leluhur yang tertanam di Bumi adat Minangkabau. Esensi yang sejatinya selama ini membentuk refleksi ma’rifat tarekat dalam adat, atau lebih dikenal sebagai kultur budaya kearifan lokal sehubungan dengan kriteria masyarakatnya yang homogenik.

Menurut halnya, kultur yang kaya akan teori alam itu ditopang oleh syariat Islam sebagai pondasi yang tidak diragukan lagi hakekatnya. Terlebih jika kita berpijak di tanah “rantau Piaman” yang selalu menjunjung tinggi nilai konvensional warisan para leluhur, namun sayang seribukali sayang, hal yang sebegitu nisbi dalam kacamata independen jurnalis bagai ditimbang jauh dalam muhasabah Kabag Humas Hendri Chaniago.

‘Uju’, dari perbendaharaan kata ditemukanlah sinonim kata ‘sombong’ dan ‘angkuh’. Sebab, ketulenan ahwal Kabag Humas Kota Pariaman itu bergala si ‘Uju’ berawal dari harafiah sebuah pemeo yang sekonyong-konyong menjadi buah bibir para jurnalis yang bergumul diantero Piaman Laweh.

Bukan tanpa alasan ketika gelar itu dianugerahkan kepada Kabag Humas Kota Pariaman, salahsatu faktor penyebabnya tak dipungkiri lantaran karena disebabkan hampir seluruh awak media yang penulis kenal merasakan rangsangan yang sama-sesama-mereka ulah ekses si ‘Uju’ yang dinilai selalu menyambi pasang tampang pongah, entah itu tabiat ilhami dirinya atau metamorfosa jabatan? Wallahu a’lam..

Yaa.. apa yang sudah dipercaya menjadi ma’rifat dalam adat itu terbukti. “Akhirnya si ‘Uju’ sang ‘juru bayar’ itu tau rasa..” begitulah kira-kira ending ceritanya.

“Lhaah.. memang ada apa dengan Kabag Humas Kota Pariaman yang dikenal bernama Hendri Chaniago itu?” pertanyaan yang muncul.

Sekelebat saja santer beredar diruang dunia maya (Facebook) beberapa hari belakangan, ihwal informasi yang kemudian harinya diketahui jika Hendri Chaniago ternyata sudah dua kali diperiksa oleh Korps Adhiyaksa yang bermukim di daerah Pariaman.

Disini perspektif penulis menekankan pengisahan si ‘Uju’ sebagai subjek terlepas dari objek perkara dan status yang dibawanya ketika dipanggil oleh kejaksaan, entah itu sebagai saksi atau sebagai tersangka. Karena sewaktu-waktu grafik dari status panggilan aparat penegak hukum itu mengandung dinamika, contoh; panggilan pertamanya menjadi saksi lalu setelah cukup bukti dan beberapa panggilan lainnya tidak menutup kemungkinan status yang bersangkutan sebagai saksi bisa naik menjadi tersangka, atau sebaliknya dari tersangka menjadi SP3.

(Hmm.. namanya juga hukum buatan manusia) Yang jelas setahu penulis, setiap aparatur sipil negara ketika mendapatkan panggilan dari instansi penegak hukum manapun, sudah pasti berkaitan dengan masalah, kebanyakan kaitan panggilan itu mengandung unsur pidana operandi korupsi. Namun substansi dari tulisan ini tujuannya hanya membungkam tabir kekecewaan jurnalis terhadap kecongkakan seorang Kabag Humas.

Informasi itu tadinya diisukan oleh akun Facebook Oyong Liza Piliang II pemilik portal pariamantoday.com (penulis singkat dengan, OLP), pada Rabu (24/6/15) sekiranya pukul 10:31 menjelang siang. Siulan dari rekan sesama pewarta itu dalam statusnya cukup mengundang perhatian jurnalis lainnya, siapakah gerangan “Salah seorang Kabag kini sedang diperiksa di Kejari Pariaman” itu, seperti petikan siulan OLP.

Dari sekian banyak komentar yang bertanya dan juga setahu penulis tadinya, saat ini posisi salah seorang Kabag yang satu-satunya dimaksud OLP yang sudah merupakan rahasia umum adalah Kabag Umum Kota Pariaman, sejauh ini dari telusuran penulis Kabag Umum itu konon sekarang menyandang predikat TSK di Kejaksaan Negeri Pariaman. Tapi siapa nyana feeling penulis rupanya meleset, kata OLP yang dimuat dalam komentarnya dengan gamblang mengatakan bukan Kabag Umum. Lalu siapa?

Usut demi usut, rasa penasaran yang dibalut dengan naluri seorang jurnalis. Penulis mencoba mencari tahu kebenaran dengan menghubungi Kasi Pidsus baik melalui inbok via Facebook maupun dengan mencoba menemuinya langsung kekantor kejaksaan pada satu hari berselang terhitung dari postingan OLP, Kamis (25/6/15). Namun usaha penulis mengembangkan informasi itu belum jua terjawab.

Capek dengan perburuan informasi tentang siapa sosok seorang Kabag dari sekretariat daerah Kota Pariaman yang disebut-sebut OLP, akhirnya pun terjawab. Dan jawaban itupun mengamini seluruh sumpah serapah para awak jurnalis yang tadi sudah diketahui, siapa lagi kalau bukan Kabag Humas yang santer bergala si ‘Uju’ itu oleh rekan-rekan wartawan.

Ternyata memang iya, benar sahaja seketika jagad maya untuk wilayah kependudukan Kota Pariaman, gempar. Merujuk kepada postingan teranyar dan terlaris pekan ini sebanyak 58 komentar sumbangan kebanyakan berasal dari kalangan wartawan, bersumber dari akun Facebook Arya Rajo Sampono (disingkat, ARS) yang diketahui adalah pimpinan redaksi surat kabar mingguan Baki News memposting dihari yang sama, Kamis pukul 12:53 tengah hari berjudul “Ada apa dengan kabag humas kota pariaman sudah dua kali dipanggil kejaksaan” dengan menandai 11 orang teman lainnya termasuk Hendri Chaniago sendiri.

Dipenghujung cerita. Mungkin para wartawan yang ramai membully Hendri Chaniago dalam postingan ARS yang terlihat ikut ditandai dalam postingan tersebut lupa dengan akan keindahan Ramadhan.

Atau juga mungkin dalam sudut pandang yang berbeda, bisa jadi peristiwa itu menjadi bagian dari berkah Ramadhan untuk seantero wartawan yang tak pelak merasa dizalimi akibat dampak dari sikap arogansi seorang Kabag Humas yang memang diketahui jabatan itu bukanlah kapasitas Hendri Chaniago yang sesungguhnya alias tidak pantas. Sekedar pencerahan, Hendri Chaniago menurut pengakuan komentar OLP menafsirkan bahwa sikap Hendri Chaniago yang santer disebut bergala si ‘Uju’ dikarenakan oleh kedekatannya dengan Wakil Walikota Genius Umar. Masih menurut OLP, Genius Umar telah terpedaya oleh “kebusukan” si ‘Uju’ yang tak lain adalah teman Genius sejak bersekolah dulu.

Sebab tak diragukan lagi dari latarbelakang yang dimiliki oleh si ‘Uju’ sebelum tiba-tiba ‘nimbrung’ menjadi Kabag Humas Kota Pariaman, ternyata dia berasal dari pegawai rendahan biasa di SKPD DPPKA Kabupaten Padang Pariaman. Jelas tak punya kompetensi reguler maupun non reguler apalagi basicly personality dalam menghadapi dan memediasi tajamnya pena jurnalis.

Semua hal tentang Hendri Chaniago dengan gamblang terungkap dalam komentar postingan Arya Rajo Sampono, menyebut kalau ternyata Hendri Chaniago merupakan seorang juru bayar saat bertugas di DPPKA Kabupaten Padang Pariaman, “Kalau ndak salah dulu pak kabag humas koh juru bayar ambo mah waktu di DPPKA Kab Pdg Pariaman, karano urusan pariwara dan iklan inyo yang tukang bayar di suruah samo pak Hanibal An kadis DPPKA Pdg Pariaman,” celetuk ARS yang membuat shock penulis.

Dalam komentar pedas jurnalis yang turut meramaikan postingan ARS, seperti komen dari penulis yang diamini juga oleh OLP menyebut.  “Jabatan kabag humas harus orang yang humanis, cerdas, friendly dsb. Indak nan pongah, pambunguik, pandangki dan paburuak sangko,” cadasnya OLP berkomentar yang turut disambung oleh akun Facebook Ikhlas Darma Murya (penulis) yang aktif sebagai kepala biro surat kabar mingguan Investigasi.

“bahwa jabatan kabag humas itu sifatnyo krusial, sebab peran humas sekretariat berfungsi sbg corong.. menjaga hubungan baik dgn media2.. tdk ada tebang pilih dlm hal publikasi.. itulah yg dikatakan PROPORSIONAL, dan humas hendaknya responsif terhadap perkembangan pemberitaan media2.. itulah yg dinamakan PROFESIONAL. jgn mentang2 menjabat sbg kabag, lalu seenaknya membuat keputusan sepihak yg sejatinya berdampak menghambat kinerja pemerintahan gara2 pemberitaan dimedia.. lalu sikap arogansi seorang kabag humas jg perlu diwanti2, sprt; memunculkan statmen berbunyi intervensi kepada wartawan mengenai pemberitaan dimedia. yg jd pertanyaan besar awk media selama ini: MEMANGNYA KABAG HUMAS ITU SIAPA??,” cibir akun dari penulis yang pada komentar selanjutnya terperangah menanggapi statmen dari ARS diatas dengan respon sinis, “Bg Arya Rajo Sampono ; oooww... begono too... barang "abal-abal" pulo.. alias ndk punyo basicly...” lugas penulis mendengar celetuk komentar ARS tadi.

Bahkan dalam komentar sebelumnya, akun Facebook Karmal Putra (inisial, KM) yang diketahui juga kepala biro Kota Padang Panjang di media cetak Investigasi (sama dengan penulis) memberikan solusi yang solutif, KM memberi ide agar Kabag Humas diganti saja dan dipindahkan menjadi petugas di SKPD yang dipimpin oleh Efendi Jamal, Kepala Dinas Pariwisata Kota Pariaman, “Kok diusulan manjago pulau baa gakti pak kadis efendi jamal..” tukas KM nyeleneh mengusulkan.

Hingga berita opini ini tayang, status ARS tersebut masih dapat dilihat yang teranyar diketahui membuat Hendri Chaniago antara gerah dan malu-malu hati, hal itu disinyalir akun Facebook miliknya yang tadinya ikut ditandai pada status ARS tersebut belakangan tidak lagi tercantum. (*)







HTML Hit Counter


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Proyek Bangkai SPAM Pendamping IKK Hongaria PT. Citra Karya Indo Raya di Pessel dan Pariaman

PROYEK ABAL-ABAL WINRIP PP-STATIKA CONSORTIUM, TAK SESUAI

“Proyek Siluman” PT Nasiotama Karya Bersama Dinilai Hanya Habiskan Uang Negara