Menunggu Waktu Kiamat Qubro Partai Demokrat, Anas Sebagai “Dajjal”

Illustasi (http://m-wali.com)




Cukup menarik untuk dibahas, fenomena ditempat saya melihat animo dari masyarakat berbagai profesi bahkan tukang ojek sekalipun, berbondong-bondong menonton acara televisi yang memperlihatkan wajah Anas, dan melihat tanggapan dari teman-teman Kompasiana yang mengikuti perkembangan terbaru dari prahara yang menimpa PD atas skandal Hambalang Anas.

Tadi saya sempat membaca beberapa tulisan di Kompasiana, serta menjelajahi perkembangan berita tersebut dibeberapa media online dan juga tivi.

Dalam jumpa persnya tadi sama-sama telah kita lihat pidato pernyataan Anas dengan tutur bahasanya yang penuh makna seolah-olah tersirat adanya intervensi atas status dirinya sebagai tersangka KPK.

Sebelumnya diketahui, SBY meminta KPK agar segera menuntaskan kasus yang melibatkan kadernya tanpa terkecuali, agar Partai Demokrat bisa bebas dari belenggu yang menyandera Anas. Seperti yang dikatakannya ketika SBY sedang berada di Jeddah belum lama ini, "Saya memohon kepada KPK untuk, ya bisa segera konklusif dan tuntas. Apa yang dilakukan oleh sejumlah kader Demokrat itu, kalau salah ya kita terima memang salah. Kalau tidak salah maka kami juga ingin tahu kalau itu tidak salah. Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat, Anas yang juga diperiksa dan dicitrakan publik secara luas di Tanah Air sebagai bersalah atau terlibat dalam korupsi," ucapnya.

Selain itu, SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat mendekritkan Pakta Integritas berisi 8 solusi yang melanda Partai Demokrat. Salah satu isinya menyebutkan agar Anas diminta fokus untuk mengurusi kasusnya.

"Kepada Ketua Umum Partai Demokrat saudara Anas Urbaningrum yang tetap menjabat wakil Majelis Tinggi sementara saya memimpin langsung gerakan penataan pembersihan dan penataan partai ini, saya berikan kesempatan untuk untuk menghadapi masalah hukum dengan harapan keadilan benar-benar tegak dan tim hukum siap untuk memberikan bantuan hukum," tukuk SBY.

Apabila disinkronkan dengan pernyataan Anas beberapa jam yang lalu, mungkingkah KPK ter-intervensi oleh pihak istana ??

Anas berasumsi bahwa status yang disandangnya saat ini bersebab oleh sebuah desakan yang menginginkan KPK agar memperjelas status hukum Anas, "Saya awalnya yakin tidak akan punya status hukum di KPK. Mengapa? Karena saya yakin KPK bekerja independen, mandiri dan profesional , karena saya yakin KPK tidak  bisa ditekan oleh opini dan oleh hal lain di luar opini, termasuk tekanan dari kekuatan  sebesar apapun itu. Saya mulai berfikir akan punya status hukum ketika ada desakan agar KPK segera memperjelas status hukum saya. Kalau benar katakan benar salah katakana salah. Ketika ada desakan seperti itu, saya baru mulai berpikir jangan-jangan saya menjadi tersangka. Saya yakin akan menjadi tersangka di KPK setelah saya dipersilakan untuk lebih fokus berkonsentrasi menghadapi masalah hukum di KPK. Ketika saya dipersilakan untuk lebih fokus menghadapi masalah hukum di KPK, berarti saya sudah divonis punya status hukum. Status hukum yang dimaksud itu adalah tersangka. apalagi saya tahu beberapa petinggi Partai Demokrat yakin betul, pasti minggu ini Anas menjadi tersangka,"

Jelas sekali tersirat pernyataan Anas merupakan sebuah sindiran yang ia tujukan kepada SBY, menurut Anas, rangkaian cerita ini merupakan sebuah rangkaian kejadian kebocoran Sprindik KPK. "Ini satu rangkaian peristiwa yang pasti tidak bisa dipisahkan, satu rangkaian peristiwa yang utuh, sama sekali utuh terkait dengan erat," jelas Anas.

Setelah semenjak penetapan Anas sebagai tersangka, Anas Urbaningrum akhirnya memilih mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat. Namun sejatinya terlihat SBY pun membuat sebuah langkah praktis dengan memberikan arahan keseluruh kadernya melalui pesan singkat. Intinya dalam pesan singkat itu menyuruh para kadernya agar tidak mengeluarkan pernyataan ke public dan menahan diri menghindar untuk mengeluarkan statement yang tidak penting.

Berikut isi pesan singkat arahan SBY seperti yang diterima Sekretaris Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum DPP Partai Demokrat Carrel Ticualu:

Arahan Ketua Dewan Pembina untuk dilaksanakan oleh seluruh anggota FPD

1. Dengan musibah yg menimpa Ketum PD, dan juga PD secara keseluruhan, saya harap para kader tetap tenang. Cegah dan hindari statement yg tidak perlu. Jangan "clometan". Partai Demokrat memiliki pemimpin, baik saya maupun Pak Anas. Cara para kader yg bertindak sendiri-sendiri seperti inilah (dlm bentuk pernyataan) yg bikin partai kita makin terpuruk. Saya sudah sering mengingatkan. Terima kasih yg mengindahkan. Tetapi, saya sayangkan yang "keminter" dan tidak pandai memegang teguh etika.

2. Saya masih menahan diri utk tidak mengeluarkan statement apapun. Sebab dalam keadaan seperti ini, statement kita akan disorot oleh rakyat. Juga akan menjadi bagian dari sejarah. Dengan demikian setiap pernyataan harus tepat, terukur dan memang diperlukan. Kalau kita tahu sistem dan manajemen, maka dalam keadaan seperti ini kita harus menggunakan sistem dan mekanisme organisasi. Insya Allah, besok tanggal 24 Februari 2013 MTP (majelis tinggi partai) akan bersidang, dan setelah itu baru saya keluarkan pernyataan saya.

3. Agar tersebut alamat menyampaikan instruksi dan arahan saya ini kepada jajarannya masing-masing, termasuk kepada para Ketua DPD dan Ketua DPC PD seluruh Indonesia. Tunjukkan bahwa para Kader PD adalah kader yang beretika, berdisiplin dan loyal kepada garis organisasi. Partai kita sedang dalam keadaan krisis. Oleh karena itu kita harus bertindak secara tepat, tertib dan simpatik. Rakyat sedang melihat perilaku kita semua.

4. Sekian. Terima kasih. Salam.

Cikeas, 23 Februari 2013
Pkl. 10.00 
(merdeka.com)

Jika Anas berasumsi seperti itu, bukan hanya prahara yang akan menimpa PD, namun kiamat kubro sudah mendekati PD yang ditentukan Anas sebagai Dajjal setelah nyanyian hits Nazaruddin.

HTML Hit Counter




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Proyek Bangkai SPAM Pendamping IKK Hongaria PT. Citra Karya Indo Raya di Pessel dan Pariaman

PROYEK ABAL-ABAL WINRIP PP-STATIKA CONSORTIUM, TAK SESUAI

“Proyek Siluman” PT Nasiotama Karya Bersama Dinilai Hanya Habiskan Uang Negara