Lusuhnya Cinta Lurutnya Bunga di Hari Valentineku



Terkadang aku tersenyum dalam lamunan, dan tertunduk lesu seakan dunia menertawakan aku. Namun, sempat aku berfikir untuk merenung melewati alam bawah sadarku agar selalu mencoba untuk tetap terjaga sepanjang hari-hari ku.

Begitu cepatnya waktu itu berlalu, nostalgia SMA masa itu, meski pun lurutnya “Sang Bunga” yang ku impikan sudah lusuh ditelan waktu tak jua kunjung ku renggut. Dulu, dia lah “Bungaku” semasa itu yang sanggup membuatku ‘luka’ namun jua bisa mengobati lara. Berbagai krontavensi yang selalu datang silih berganti tidak membuatku gentar untuk berusaha memilikinya, bahkan tidak pernah sepintas lalu-pun dia (Bungaku) terlewat dari perhatianku.

Satu hal yang benar-benar ku idamkan, yang terkadang kubertanya dan berharap : kapan waktu itu akan terulang kembali.??

Adalah memasuki penghunjung tahun waktu itu aku baru menginjak kelas 1 SMA. Dia yang pertama kali ku lihat saat itu setelah beberapa minggu kami sudah menggunakan seragam putih abu-abu, dia memasuki kelasku bersama dengan seorang guru Bidang Study Matematika hari itu adalah mata pelajaranku.
Kesempurnaan akan rupanya adalah anugerah terindah yang pernah ku lihat. Tidak sanggup sedikit-pun aku menolehkan pandanganku terlepas dari dirinya semenjak itu diwaktu pertama kali ia memasuki kelas ku.
Hari berikutnya pun berlalu, sepintas lalu yang selalu terbersit dibenakku hanyalah bagaimana cara untuk mencuri perhatiannya, yang bisa aku lakukan dan terus ku kerjakan adalah berusaha untuk selalu menganggunya hingga ia merasa jenuh melihat tingkahku.

Ternyata dugaan ku salah, kerja kerasku yang setiap harinya disekolah hanya untuk menganggu dia hingga dirinya seharusnya merasa tidak nyaman ketika sudah melihat wajahku malah menambah panjang penderitaan hingga membuat resah setiap tidur malamku. Betapa pun tidak, senyuman kas darinya lah yang mampu membuatku gundah, ketika ku coba menganggu, dia malah menghampiriku dan memberikan perhatian khusus untukku, “apa tugas kamu hari ini sudah selesai,” ucapnya yang tulus dengan senyumannya yang merah merekah.

Sampai akhirnya tibalah dipenghujung tahun waktu itu, aku menganggap hari itu adalah hari yang sangat special untukku. Kecelakaan terjadi padaku, sehingga mengharuskan aku untuk dirawat inap di sebuah rumah sakit selama 3 hari. Alangkah indah dan bahagianya hidup ini, ternyata kecelakaan itu adalah sebuah kebahagian. Tanpa ku duga dia datang membesuk untuk menanyakan keadaanku dan juga hanya untuk melihat kondisiku yang sedang terbaring di rumah sakit hari itu Minggu 29 Desember sebelas tahun silam sehari setelah dia mendapat kabar tentangku. Kedatangannya benar-benar telah menghilangkan rasa sakit yang ku alami akibat kecelakaan itu, hingga terpikir “biar aku saja yang mengantarkan mu pulang”. Tapi mulutku kaku untuk mengucapkannya.

Bahkan aku pun mampu untuk duduk dengan dirinya yang mendampingiku ditempat pembaringan dengan keadaan menurut dokter aku tidak boleh melakukan banyak gerakan. Sepertinya sebuah ‘mukzizat’ datang kepadaku, karena dialah (Bunga) obat penawar luka yang nyata.
Hanya butuh 3 hari aku dirawat dirumah sakit dari kecelakaan yang membuatku tidak sadarkan diri itu. Padahal prediksi tim medis dengan melihat kondisiku saat itu minimal aku harus dirawat secara intensif selama satu minggu.

Lantas, atas ‘mukzizat’ itu aku pun berpendapat, menurutku kepedulian serta perhatian darinya lah yang menyakini ku bahwa dialah takdir yang telah merubah hidupku. Namun dibalik semua itu, hingga saat ini ku yakini sepenuh hati bahwa dia (Bungaku) ternyata adalah derita yang sebenar-benarnya penderitaan.
Setangkai mawar persembahan akan keanggunannya tepat pada tanggal 14 Februari sepuluh tahun yang lalu menjadi bukti “musibah nyata itu adalah Bunga”, lusuhnya cinta di lurutnya bunga seakan hadapkan aku digelapnya liang nestapa di Hari Valentine yang tengah kujalani. Pahit harus ku telan jua. Seakan “Restu Bumi” enggan menerima luapan kasih dihari merah muda yang dipenuhi rasa kasih sayang saat itu.

HTML Hit Counter




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Proyek Bangkai SPAM Pendamping IKK Hongaria PT. Citra Karya Indo Raya di Pessel dan Pariaman

PROYEK ABAL-ABAL WINRIP PP-STATIKA CONSORTIUM, TAK SESUAI

“Proyek Siluman” PT Nasiotama Karya Bersama Dinilai Hanya Habiskan Uang Negara