MENYOROT “CABULNYA” PROYEK DAK SD 24 SEI.GERINGGING : Diduga Hardizal Pukau Uang Proyek Buat Mesum ??
Seperti data yang
diterima oleh salah satu media mingguan di Sumatera Barat, informasi serupa juga didapatkan oleh pewarta ini. Ihwal kinerja dan moral Hardizal sebagai kepala sekolah SD 08 Sei.Geringging sebelum dimutasikan - belum
lama ini dengan posisi yang sama di SD 24 Sei.Geringging Kab. Padang Pariaman.
SD 24
Sei.Geringging masuk dalam nominasi - kategori sekolah yang mendapatkan bantuan proyek
swakelola yang berasal dari dana DAK tahun anggaran 2012, dan sebagai kepala sekolah, pun sesuai dalam aturannya. Hardizal
ditunjuk sebagai kuasa pengguna anggaran atau sebagai pelaksana. Namun, yang terlihat disini realisasi proyek swakelola SD 24 Sei.Geringging
terkesan amburadul dan asal jadi.
Berbagai dugaan pun muncul ketika melihat kondisi gedung sekolah tersebut, menurut Pantauan dari media mingguan itu mengabarkan - sangat sinkron sekali dengan informasi yang didapat pewarta disini.
Adanya indikasi kecurangan Hardizal sebagai pelaksana dalam mengelola proyek - terlihat dilapangan yakni di SD 24 Sei.Geringging, Rabu (6/2) lalu yang mana lantai bangunan tampak rapuh dan retak, tepatnya dibagian depan, samping kiri, kanan bangunan serta dibagian belakang, hal tersebut diduga akibat adukan semen yang tidak sesuai dengan speck bahkan kepadatan volume pengerjaan lantai diragukan. Bukan hanya itu saja, lantai didalam ruangan untuk dua lokal yang dikelola oleh kepala sekolah tersebut terlihat berlubang dan lembek. Diduga kuat pekerjaan lantai tersebut dilakukan tanpa adanya pengecoran.
Berbagai dugaan pun muncul ketika melihat kondisi gedung sekolah tersebut, menurut Pantauan dari media mingguan itu mengabarkan - sangat sinkron sekali dengan informasi yang didapat pewarta disini.
Adanya indikasi kecurangan Hardizal sebagai pelaksana dalam mengelola proyek - terlihat dilapangan yakni di SD 24 Sei.Geringging, Rabu (6/2) lalu yang mana lantai bangunan tampak rapuh dan retak, tepatnya dibagian depan, samping kiri, kanan bangunan serta dibagian belakang, hal tersebut diduga akibat adukan semen yang tidak sesuai dengan speck bahkan kepadatan volume pengerjaan lantai diragukan. Bukan hanya itu saja, lantai didalam ruangan untuk dua lokal yang dikelola oleh kepala sekolah tersebut terlihat berlubang dan lembek. Diduga kuat pekerjaan lantai tersebut dilakukan tanpa adanya pengecoran.
Diperparah lagi dengan kondisi yang terlihat pada bagian atap, seng yang telah terpasang masih ada yang berlubang,
sehingga menyebabkan kebocoran dan merembes kelantai apabila turun
hujan. Hal tersebut jelas akan ada dampaknya dengan pengerjaan lantai yang diduga tanpa proses pengecoran yang tentu saja
akan memper-parah kondisi lantai. Diperkirakan umur lantai tersebut tidak akan
bertahan lama.
Sementara itu, cat dinding sekolah masih menjadi pertanyaan, ada dugaan Hardizal menggunakan cat murahan yang tidak sesuai dengan spesifikasinya. Terbukti cat dinding yang dipakai mudah terkelupas dan berkapur ketika disentuh. Disisi lain untuk penggunaan residu juga terkesan asal-asalan. Sebab, penggunaan residu tidak dilaksanakan dengan merata tentunya akan berakibat fatal terhadap ketahanan kayu. Kayu kuda-kuda yang tidak diberi residu sangat rentan diserang rayap.
Dugaan penyimpangan pembangunan dana proyek swakelola ini sangat mengundang
kecurigaan banyak kalangan. Pasalnya, ada dugaan Hardizal menyunat dana pembangunan
swakelola sekolah ini berkaitan dengan santernya kabar yang mencuat, ihwal
maraknya isu yang muncul belakangan ini mengait-ngaitkan nama Hardizal.
Dikabarkan belum lama ini Hardizal pernah tertangkap basah oleh masyarakat di
Maninjau saat berduaan dengan seorang wanita yang bukan mukhrimnya.
Dugaan tersebut bisa saja terjadi. Dikarenakan pengerjaan proyek
swakelola ini seperti proyek “siluman” alias tanpa papan proyek, pasalnya disaat pengerjaan proyek, bersebab
dalam
pelaksanaan pekerjaan sebuah proyek, sejatinya harus ditunjukan dengan papan proyek, agar tampak
transparansi dari dana pembangunan hingga masa berlaku pembangunan serta legalitas proyek. Namun hal
tersebut seakan tidak menjadi acuan Hardizal.
Hadrizal. (Dok. Elias Piau) |
Sampai hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan ataupun jawaban yang diberikan oleh Hardizal setelah pewarta mencoba menghubungi Hadrizal untuk melakukan klarifikasi via telpon beberapa kali dan juga sempat melayangkan sebuah pesan singkat agar dapat diklarifikasi atas kebenarannya.
Komentar
Posting Komentar