Pembangunan Dermaga Terindikasi Asal Jadi : Potensial Eksotis Pulau Anso dan Pulau Kasiak Terancam




Pulau Anso Duo dan Pulau Kasiak, dua pulau yang berjejer disepanjang pesisir pantai Kota Pariaman. Dengan waktu-kurang-lebih 15 menit dari pinggir pantai Kota Pariaman menggunakan perahu mesin, kita sudah bisa menilik eksotisme Pulau Anso, begitu juga dengan Pulau Kasiak yang berjarak 30 menit dari pulau Anso.

Tidak sedikit wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung menikmati pesona kenatural-an pulau itu. Namun, sangat disayangkan belakangan eksotisme akan keindahan panorama pulau mulai terancam-akibat ulah segelintir oknum yang diduga mencari keuntungan dengan cara yang tidak sehat.

Ada pun hal ini terlihat dermaga yang dibangun dipulau tersebut bersumber dari dana DAK pada tahun 2009 dipulau Anso dan berlanjut 2010 dipulau Kasiak, dengan pagudana sekitar @Rp. 400 juta terbuang sia-sia. Dibawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman melalui program nasional Kementrian Kelautan dan Perikanan dalam rangka mewujudkan kelautan dan perikanan sebagai prime-mover pembangunan nasional ke depan dengan memberdayaan pulau pulau kecil sepertinya dikelirukan, yang diduga dimanfaatkan guna mencari keuntungan pribadi.

Mungkin saja karena lemahnya pengawasan atau bisa saja terjadi indikasi adanya persekongkolan dalam membangun dermaga dipulau tersebut. Lihat saja, dermaga yang baru dibangun tahun 2009 di pulau Anso, serta 2010 dipulau Kasiak tidak bermanfaat dan hancur dibiarkan tanpa adanya perawatan.

Namun yang terlihat, bukan saja karena tidak adanya biaya perawatan atau lemahnya pengawasan, indikasi lain adanya dugaan sarat permainan tercium merebak. Buktinya, dermaga yang dibangun entah karena tidak mempunyai Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) atau dugaan kuatnya pembangunan dermaga tersebut tidak sesuai dengan bestek yang merupakan kunci pokok dalam menentukan kualitas dan skop pekerjaan maupun dalam menyusun RAB (Rancangan Anggaran Biaya), atau dugaan lainnya bahan material seperti kayu yang digunakan diduga kuat jebrol dari spesi. Pasalnya, sangat tidak mungkin rasanya terlihat kayu dari batang kelapa dipergunakan untuk membuat sebuah dermaga.

Benar saja, nyatanya baru berumur 4 tahun dermaga tersebut sudah tidak bergfungsi lagi, dermaga yang dibuat dari kayu tersebut mengalami rusak berat akibat material yang digunakan diduga melenceng dari RAB. Sedangkan dipulau Kasiak, menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Yendrileza, Jumat (22/3), pembangunan dermaga dipulau Kasiak dihentikan karena ulah rekanan. Akibatnya,kontrak kerja diputus dan dana ratusan juta untuk pembangunan dermaga itu yang baru berbobot sekitar 50% tidak dapat digunakan sama sekali.

Beda lagi dengan pengakuan Agusriatman yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kota Pariaman. Agusriatman adalah yang bertanggung jawab dalam pembangunan dermaga pulau Anso karena jabatannya waktu itu sebagai Kepala Dinas Kelautan Perikanan, Agusriatman sendiri mengaku salah kepada wartawan saat dimintai keterangannya, Jumat (22/3) jika ia telah membuat kesalahan saat pembangunan dermaga tanpa alasan yang kuat. Begitu juga dengan Yendrileza tidak bisa lepas begitu saja dengan kinerjanya ihwal pembangunan dermaga dipulau Kasiak.

Sejauh ini, belum ada keterangan lanjut dari kedua kepala dinas tersebut-siapa rekanan yang mengerjakan tender dermaga itu yang konon kabarnya disebut-sebut masih merupakan kerabat Walikota Mukhlis Rahman yang bermuara kepada Walikota sendiri. (tim investigasi)


HTML Hit Counter



======================================================================================



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Proyek Bangkai SPAM Pendamping IKK Hongaria PT. Citra Karya Indo Raya di Pessel dan Pariaman

“Proyek Siluman” PT Nasiotama Karya Bersama Dinilai Hanya Habiskan Uang Negara

PROYEK ABAL-ABAL WINRIP PP-STATIKA CONSORTIUM, TAK SESUAI