TIDAK TERIMA PEMBERITAAN MESUM KELUARGANYA, SEORANG OKNUM TEROR WARTAWAN



(Dok: airputihku.wordpress.com)

Terkait dengan pemberitaan Hardizal- Baca ==>> (#BakinNews : Usai Tertangkap Basah, Proyek Renovasi Sekolah SDN 24 Sei.Geringging Asal Jadi.--- Buruk Rupa Pembangunan SDN 24 Sungai Geringging. Diduga Maling Volume Lantai Sekolah Hancur --- #Harian Umum Interpos (pewarta) : MENYOROT "CABULNYA" PROYEK DAK SD 24 SEI GERINGGING : Diduga Hadrizal Pukau Uang Proyek Buat Mesum). Seorang mantan kepala sekolah SD 24 Sei. Geringging-saat ini telah dimutasikan ke SD 08 Sei. Geringging dengan posisi yang sama yakni juga sebagai kepala sekolah.



Hardizal
Dalam pemberitaan tersebut dikatakan ihwal Hardizal selaku kepala sekolah tidak menonjolkan sikap seorang kepala sekolah, Hadrizal dikabarkan belum lama ini dipergoki oleh warga Maninjau saat berduaan dengan seorang wanita yang bukan mukhrimnya. Ditambah lagi dengan pemberitaan tentang dugaan kinerja Hardizal dalam mengelola “proyek cabul” di SD 24 Sei. Geringging.

Dimaksudkan dengan “proyek cabul” itu tentang dugaan penyimpangan dana pembangunan proyek swakelola yang mengundang kecurigaan banyak kalangan. Pasalnya, ada dugaan Hardizal menyunat dana pembangunan proyek swakelola Sekolah Dasar 24 Sei. Geringging ini berkaitan dengan santernya kabar yang mencuat-mengaitkan nama Hardizal atas ulah perangai mesumnya sendiri yang menjadi topic hangat mainstream media yang bukanlah menjadi sebuah rahasia umum lagi.

Bukannya menyelesaikan masalah, keluarga Hardizal tampaknya mencari gara-gara dengan permasalahan baru. Pasalnya, seorang wartawan berinisial EP dari salah satu media mingguan di Sumatera Barat diteror habis-habisan oleh seorang oknum yang mengaku berasal dari keluarga Hadrizal, Minggu malam, (3/2).

Oknum ini mulanya menelpon EP-namun tidak diangkat dengan menggunakan nomor 0823819556xx. Melihat ada panggilan tidak terjawab, EP mengirimkan SMS dengan maksud menanyakan keperluan oknum ini karena memang nomor oknum ini tidak terdaftar di kontak handphone EP. Oknum ini mengecoh EP dengan mengatakan sebagai korenspondennya, EP pun menelpon oknum tidak dikenal ini karena menyangkut tugas pokok kewartawanan. Alhasil, pembicaraan mereka pun tidak berlangsung lama, kata-kata kotor dengan nada tinggi yang dilontarkannya membuat EP bingsal menghentikan pembicaraan. Oknum keluarga Hadrizal ini pun tidak berhenti-henti menelpon EP.

Oknum tersebut mulai melancarkan aksi terrornya, oknum keluarga Hardizal ini beralasan tidak menerima pemberitaan yang dimuat oleh EP karena telah memuat perangai bejat Hardizal. Aksinya pun semakin merajalela dengan menggunakan nomor yang berbeda 0813740250** yang juga tidak dikenal EP dengan mengirimkan beberapa SMS bernada kotor dan mengandung pelanggaran sara, “main-main kau ya sama keluarga aku, awas kau ku mampusin kau ment**** an****, jaga keluarga kau”. Bunyi SMS pertamanya.

Merasa tidak puas, oknum ini pun melanjutkan aksinya dengan mengirim beberapa SMS lainnya yang lebih mengancam, “berapa kau dibayar, siapa yang bayar kau pan***”, lanjut SMS-nya. "angkat telpon aku, jaga baik-baik keluargamu dan anak-anakmu”. Orang yang mengaku keluarga Hadrizal ini semakin membabi-buta dengan kembali menelpon EP namun tidak dijawab. “pan***, main-main kau, kalau kau nggak angkat telpon aku, jaga keluargamu baik ment**** maupun disini, ku bikin kau hilang malam, anj*** kau”, tutupnya di SMS.

Tampaknya, keluarga Hadrizal ini berbakat jadi teroris, karena diawal pembicaraan dengan EP via handphone ia juga mengaku sebagai anggota batalyon daerah Medan.

Namun sehari sebelumnya-juga berasal dari keluarga Hadrizal, lebih tepatnya adik Hadrizal yaitu Uncu Salman. Uncu Salman ini adalah seorang Wakil DPRD Kabupaten Padangpariaman. Uncu Salman ini juga telah pernah menghubungi pewarta terkait dengan pemberitaan Hadrizal, pewarta menilai tujuan Uncu Salman ini menghubungi pewarta merupakan sebuah bentuk intervensi, pasalnya, ia meminta agar pemberitaan tentang kakaknya Hadrizal dihentikan tanpa alasan yang jelas."sudahlah hentikan saja pemberitaan tentang kakak saya itu, beritanya kan sudah terbit dan wartawan pun sudah puas dengan pemberitaan itu, sudah yaa, jangan diterbitkan lagi," ucapnya ketika itu saat ia menghubungi pewarta melalui ponselnya.

Diakhir cerita, Uncu Salman juga mengirimkan sebuah pesan singkat yang berisi hal yang serupa dengan ucapannya di handphone-nya tadi, sebuah nada sebentuk intervensi memintaan agar pengertian dari pewarta dan tidak menerbitkan lagi berita kakaknya.

HTML Hit Counter




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melirik Proyek Bangkai SPAM Pendamping IKK Hongaria PT. Citra Karya Indo Raya di Pessel dan Pariaman

PROYEK ABAL-ABAL WINRIP PP-STATIKA CONSORTIUM, TAK SESUAI

“Proyek Siluman” PT Nasiotama Karya Bersama Dinilai Hanya Habiskan Uang Negara